Jakarta - Naiknya popularitas smartphone berpotensi memusingkan operator. Otoritas telekomunikasi dunia (International Telecommunication Union/ITU) menengarai smartphone akan sangat membebani jaringan, sebab bisa menyerap akses data lima kali lebih banyak ketimbang ponsel biasa.
ITU mengingatkan isu ini tak boleh diremehkan. Itu sebabnya mereka mengimbau agar pemerintah di seluruh dunia menaruh perhatian. Apalagi penjualan ponsel cerdas secara global bakal menggila, diprediksi mencapai dua miliar unit di tahun 2015.
Dr Hamadoun Toure selaku Sekretaris Jenderal ITU meminta para pemerintah segera beraksi mempercepat adopsi kabel optik fiber berkecepatan tinggi. Ini untuk menunjang koneksi data lebih cepat bagi pengguna ponsel pintar.
Sebab, jika tidak demikian dan situasi dibiarkan saja, jaringan operator bisa sangat terganggu. Seperti dikutip detikINET dari DailyMail, Rabu (16/2/2011), buruknya koneksi akan jadi makanan sehari-hari bagi konsumen.
"Operator berinvestasi miliaran dollar mengembangkan kapasitas dan performa jaringan. Namun di kota dengan penggunaan (jaringan) yang tinggi seperti San Francisco, New York dan London, kita masih melihat pengguna yang frustrasi dengan problem kronis ketiadaan jaringan," ucap Toure.
"Rancangan broadband nasional yang kuat, yang mempromosikan spektrum ekstra dan jaringan optik lebih cepat adalah penting untuk mendukung aplikasi haus data yang terus bertambah," tambahnya.
Menurut data ITU, hanya 98 negara yang sudah memiliki rancangan broadband spesifik. Sedangkan 90% wilayah dunia saat ini diperkirakan sudah diliputi oleh sinyal telepon seluler.
Sumber: detik
Sumber: detik
No comments:
Post a Comment